Makanan Kaya Nutrisi Penangkal Demensia
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang disarankan untuk membantu menjaga kesehatan otak dan mengurangi risiko demensia:
1. Ikan Berlemak
Ikan seperti sarden, ikan teri, dan terutama salmon Sockeye liar mengandung kadar tinggi EPA dan DHA, dua bentuk utama dari omega-3. Nutrisi ini dikenal mampu meningkatkan fungsi otak, memperbaiki suasana hati, dan bahkan memperlambat penuaan otak.
2. Biji-bijian dan Kacang-kacangan
Bagi kamu yang vegetarian atau tidak mengonsumsi ikan, omega-3 juga bisa ditemukan di sumber nabati seperti biji chia, biji wijen, biji rami (flaxseed), dan kenari. Selain itu, biji-bijian ini juga kaya serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk otak.
3. Telur Organik
Telur adalah sumber kolin yang mendukung produksi acetylcholine, neurotransmitter penting dalam proses belajar dan memori. Pilih telur organik untuk memastikan asupan nutrisi lebih bersih dan alami.
4. Kunyit dan Lada Hitam
Kunyit mengandung kurkumin, senyawa anti-inflamasi dan antioksidan kuat yang telah dikaitkan dengan peningkatan memori dan penurunan risiko gangguan neurologis. Untuk penyerapan maksimal, kunyit sebaiknya dikonsumsi bersama lada hitam yang mengandung piperin.
Tidak Hanya Nutrisi, Gaya Hidup Juga Berperan
Pencegahan demensia tidak hanya sebatas pada makanan. Gaya hidup secara keseluruhan berperan besar dalam menentukan kesehatan otak dalam jangka panjang. Berikut beberapa kebiasaan penting yang sebaiknya kamu mulai terapkan:
-
Aktif secara fisik: Olahraga teratur meningkatkan aliran darah ke otak dan membantu pertumbuhan sel saraf baru.
-
Tidur yang cukup: Kurang tidur dapat mempercepat kerusakan otak dan memperburuk fungsi kognitif.
-
Mengelola stres: Stres kronis terbukti dapat mengubah struktur otak, khususnya di area yang berfungsi untuk memori dan pembelajaran.
-
Menjaga hubungan sosial: Interaksi sosial merangsang berbagai area otak dan membantu menjaga kesehatan mental secara keseluruhan.
-
Melatih otak: Aktivitas seperti membaca, bermain puzzle, atau belajar hal baru bisa meningkatkan neuroplasticity, yaitu kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru.