Selain itu, kafein juga mengubah ritme gelombang otak. Gelombang lambat seperti theta dan alpha, yang biasanya mendominasi tidur dalam dan restoratif, berkurang akibat efek kafein. Sebaliknya, gelombang beta yang berhubungan dengan kewaspadaan justru meningkat.
“Kafein merangsang otak dan mendorongnya ke keadaan criticality, di mana otak lebih terjaga dan reaktif,” terang Karim Jerbi, profesor psikologi dan wakil pemimpin penelitian. Ia menambahkan, meskipun kondisi ini berguna di siang hari untuk konsentrasi, di malam hari ia bisa mengganggu istirahat, membuat otak tidak rileks dan tidak pulih dengan baik.
Dampak Kafein Lebih Kuat pada Otak Usia Muda
Studi ini juga menemukan bahwa dampak kafein lebih terasa pada orang dewasa muda (20-27 tahun) dibandingkan kelompok usia paruh baya (41-58 tahun). Perbedaan ini diperkirakan terkait dengan kerapatan reseptor adenosin yang lebih tinggi di otak orang usia muda. Adenosin sendiri adalah molekul yang menumpuk sepanjang hari dan menimbulkan rasa lelah.