Sampai 15 persen dari pengganti medis menderita tingkat kecemasan, depresi atau stres pasca trauma yang tinggi, para peneliti menemukan.
Efek ini diamati enam sampai delapan minggu setelah pasien dirawat di rumah sakit. Dalam beberapa kasus, stres ini terselesaikan begitu tahap awal pengobatan dimulai. Tapi untuk lebih dari 1 dari 10 pengganti, tingkat tekanan tetap tinggi.
Namun, ketika anggota keluarga percaya dokter, perawat dan staf rumah sakit lainnya mendengarkan pertanyaan dan pertanyaan mereka, mereka merasa mereka dapat membuat keputusan medis yang efektif.
Merasa mendengar, penelitian tersebut menunjukkan, lebih penting bagi pengganti medis daripada menerima informasi yang sangat terperinci tentang rencana perawatan orang yang mereka cintai.
"Pembuat keputusan keluarga menghadapi tantangan emosional, etika dan komunikasi yang berbeda dari pengambilan keputusan pribadi," kata Torke dalam siaran pers sebuah lembaga.
"Tidak cukup memberikan informasi yang baik, anggota keluarga juga butuh dukungan emosional saat membuat keputusan sulit," kata Torke.