Dewi Kwan Im, atau Avalokitesvara dalam bahasa Sanskerta, adalah salah satu bodhisattva yang paling dihormati dalam tradisi Buddha Mahayana. Nama Kwan Im sendiri berasal dari bahasa Tionghoa "Guanyin," yang berarti "Yang Mendengarkan Suara Dunia." Dewi Kwan Im melambangkan belas kasih dan sering digambarkan sebagai figur feminin yang penuh dengan kelembutan dan kebaikan hati. Namun, asal usul dan sejarahnya memiliki dimensi yang jauh lebih dalam dan kaya.
Asal Usul dan Evolusi
Avalokitesvara pertama kali muncul dalam teks-teks Buddhis India sebagai bodhisattva pria. Bodhisattva adalah makhluk yang telah mencapai pencerahan tetapi memilih untuk tetap di dunia ini untuk membantu semua makhluk mencapai keselamatan. Dalam berbagai sutra, Avalokitesvara disebutkan memiliki kemampuan untuk muncul dalam berbagai bentuk untuk menyelamatkan makhluk yang sedang dalam kesulitan.
Perpindahan dari figur pria ke figur wanita terjadi seiring dengan penyebaran ajaran Buddha ke Tiongkok. Di Tiongkok, Avalokitesvara diadopsi dan dipadukan dengan kepercayaan lokal. Di sinilah Avalokitesvara mengalami transformasi menjadi Kwan Im yang kita kenal sekarang, sosok yang lebih feminin dan penuh belas kasih. Transformasi ini diperkirakan terjadi sekitar abad ke-7 hingga ke-10 Masehi, saat agama Buddha semakin mengakar di Tiongkok.
Legenda Kwan Im
Salah satu legenda yang terkenal tentang Dewi Kwan Im adalah kisah putri Miao Shan. Menurut cerita ini, Miao Shan adalah seorang putri yang memiliki belas kasih yang luar biasa. Dia menolak pernikahan yang diatur oleh ayahnya dan memilih untuk menjadi biksuni. Kemarahan ayahnya menyebabkan dia mengusir Miao Shan, yang kemudian mengalami berbagai penderitaan. Miao Shan akhirnya mencapai pencerahan dan menjadi Dewi Kwan Im, yang berjanji untuk selalu mendengar doa dan tangisan makhluk-makhluk yang membutuhkan bantuan.