Dr. David Shusterman, seorang ahli urologi bersertifikat di NY Urology di New York City, mengatakan bahwa setiap orang memiliki kebiasaan yang sedikit berbeda, sehingga tidak ada angka pasti yang cocok untuk semua orang. Faktor-faktor seperti cuaca dan kegiatan fisik juga dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil seseorang.
Dr. Brahmbhatt menekankan pentingnya mengetahui apa yang normal bagi masing-masing individu, karena adanya perbedaan kebiasaan dan kondisi tubuh setiap orang. Jika seseorang tiba-tiba mengalami perubahan frekuensi buang air kecil yang signifikan, baik itu lebih sering atau lebih jarang dari biasanya, maka sebaiknya mereka memeriksakan diri ke dokter. Perubahan ini dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera ditangani.
Frekuensi buang air kecil yang berlebihan, yang tidak disebabkan oleh konsumsi air atau minuman yang berlebihan, dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan seperti sindrom kandung kemih yang terlalu aktif, diabetes, infeksi saluran kemih, atau efek samping dari obat-obatan. Obat-obatan diuretik, yang sering diresepkan untuk tekanan darah tinggi atau kondisi jantung, juga dapat memengaruhi frekuensi buang air kecil seseorang.