Dengan demikian, sebagian besar atau sekitar 90 persen kasus HIV-AIDS terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda, atau yang biasa disebut sebagai usia produktif. Populasi kunci terbanyak terkait kasus HIV-AIDS masih didominasi oleh kelompok lelaki seks lelaki (LSL). Menurut dr. Endang, 31 persen dari kasus HIV-AIDS terjadi pada kelompok LSL, yang kemudian dilanjutkan dengan pasangan Odhiv dan pelanggan pekerja seks (PS). Data ini menegaskan bahwa upaya pencegahan dan perlindungan terhadap kelompok-kelompok rentan ini perlu ditingkatkan.
Pentingnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya HIV-AIDS menjadi semakin mendesak. Pemerintah dan berbagai lembaga terkait perlu melakukan berbagai langkah strategis dalam menangani kasus-kasus baru dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Edukasi, sosialisasi, peningkatan akses terhadap layanan kesehatan, serta advokasi hak-hak individu dalam pencegahan HIV-AIDS adalah beberapa langkah yang perlu diambil secara bersama-sama.
Selain itu, dukungan yang kuat dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, keluarga, agama, dan komunitas, juga akan memainkan peran penting dalam mengurangi kasus-kasus baru HIV-AIDS, terutama pada kelompok remaja dan dewasa muda.