Prabowo mengklaim bahwa hanya 200 dari sekitar 3 juta siswa yang terpengaruh oleh masalah keracunan ini, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan program MBG masih sangat tinggi. Dalam pandangannya, angka tersebut terlalu kecil untuk dijadikan alasan bagi penilaian negatif terhadap program yang telah dirancang dengan baik. Meski demikian, pengklaiman ini tidak serta merta menghilangkan fakta pahit yang dialami oleh siswa-siswa yang sehat, namun kini terpaksa harus mengalami sakit akibat makanan yang seharusnya memberikan gizi bagi mereka.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi dan pemantauan lebih ketat terhadap program MBG ke depannya. Harapannya, insiden seperti ini tidak akan terulang di masa depan. Namun, banyak pihak, termasuk orang tua dan masyarakat, tetap meragukan kualitas dan keamanan makanan yang disuplai dalam program ini.
Berdasarkan berbagai laporan yang mengemuka, salah satu penyebab keracunan diduga kuat berasal dari kebersihan dan penanganan makanan yang tidak sesuai standar. Insiden ini telah memantik diskusi yang lebih luas mengenai jaminan keamanan makanan dalam program pemerintah yang bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi buruk di kalangan anak-anak Indonesia.