Peningkatan kadar gula darah atau yang dikenal dengan istilah hiperglikemia adalah kondisi serius yang tidak boleh diabaikan. Kondisi ini seringkali menjadi penanda awal penyakit diabetes melitus, sebuah penyakit metabolik kronis yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat. Penderita diabetes kerap mengalami lonjakan gula darah secara berkala, dan jika dibiarkan, hal ini bisa merusak jaringan saraf, pembuluh darah, hingga organ vital seperti ginjal dan jantung.
Meski pengobatan medis tetap menjadi pilar utama terapi, penggunaan bahan alami atau herbal sebagai pendamping pengobatan diabetes juga makin populer. Salah satu bahan dapur yang kini tengah menjadi sorotan para ahli kesehatan adalah kunyit. Rempah berwarna kuning khas ini ternyata menyimpan potensi luar biasa dalam mengontrol kadar gula darah.
Kurkumin: Senyawa Ajaib dalam Kunyit
Menurut Dr. Eric Berg, seorang ahli kesehatan yang mendalami diet ketogenik dan puasa intermiten, kunyit mengandung senyawa aktif bernama kurkumin. Kurkumin inilah yang dipercaya memiliki efek anti-diabetes, bahkan disebut-sebut memiliki mekanisme kerja yang menyerupai obat diabetes terkenal, Metformin.
Metformin bekerja dengan menekan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin. Hormon insulin sendiri berperan penting dalam menjaga kestabilan kadar gula dalam darah. Menariknya, kurkumin memiliki efek serupa—ia mampu menghambat proses glukoneogenesis (proses pembentukan glukosa di hati dari senyawa non-karbohidrat) dan meningkatkan efektivitas insulin di berbagai jaringan tubuh, termasuk otot.
Perbedaan Kunyit dan Kurkumin
Meskipun sering digunakan secara bergantian, kunyit dan kurkumin sebenarnya tidak sepenuhnya sama. Kunyit adalah tanaman rempah yang banyak digunakan dalam masakan dan pengobatan tradisional, sedangkan kurkumin adalah senyawa kimia aktif utama yang terdapat dalam kunyit, termasuk dalam kelompok kurkuminoid. Kurkumin inilah yang memberikan warna kuning cerah dan khasiat terapeutik pada kunyit.