Selain itu, puasa Ramadan juga dapat memengaruhi aktivitas metabolik mikrobiota usus. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Nutrients" pada tahun 2020, para peneliti menemukan bahwa puasa Ramadan dapat meningkatkan aktivitas fermentasi dalam usus. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan produksi asam lemak rantai pendek, yang memiliki efek positif terhadap kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh manusia.
Penting untuk dicatat bahwa pengaruh puasa Ramadan terhadap mikrobiota usus masih menjadi area penelitian yang relatif baru, dan masih banyak yang perlu dipelajari. Namun demikian, penelitian ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang hubungan antara pola makan, kebiasaan puasa, dan kesehatan mikrobiota usus manusia.
Implikasi dari penemuan ini adalah bahwa puasa Ramadan mungkin memiliki manfaat kesehatan yang lebih luas daripada yang sebelumnya dipikirkan. Dengan memahami bagaimana puasa Ramadan mempengaruhi jumlah mikrobiota usus, kita dapat mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan baru untuk kondisi yang terkait dengan kesehatan usus, seperti sindrom usus iritabel, inflamasi usus, dan obesitas.