Dalam penjelasannya, Noorman menegaskan bahwa meskipun frekuensi risiko anemia aplastik ini tergolong jarang, dengan insiden satu kasus per satu juta pengguna, penggunaan obat Paramex harus tetap diinformasikan mengenai adanya risiko tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa BPOM telah berkomitmen untuk melindungi konsumen dengan memastikan informasi yang akurat dan jelas terkait dengan efek samping obat.
Penambahan keterangan mengenai risiko anemia aplastik pada kemasan obat Paramex menjadi bukti bahwa PT Konimex dan BPOM bekerja sama untuk memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat terkait dengan penggunaan obat yang aman dan terpercaya. Dengan adanya aturan yang ketat terkait pencantuman informasi efek samping tersebut, diharapkan konsumen dapat lebih berhati-hati dan memahami risiko yang mungkin terjadi ketika mengonsumsi obat Paramex.
Sebagai informasi tambahan, anemia aplastik merupakan penyakit langka di mana sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh yang serius, serta memerlukan penanganan medis yang tepat dan segera. Oleh karena itu, informasi mengenai risiko anemia aplastik pada kemasan obat Paramex menjadi sangat penting bagi konsumen untuk tetap waspada terhadap kemungkinan efek samping yang mungkin terjadi.