Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi aktivitas musim semi dan musim panas yang lebih panjang, sehingga kutu memiliki lebih banyak waktu untuk mencari inang dan menularkan bakteri penyebab penyakit Lyme. Peningkatan suhu juga dapat mempengaruhi perilaku manusia dengan mengundang lebih banyak orang untuk beraktivitas di luar ruangan, meningkatkan risiko paparan terhadap kutu yang membawa bakteri penyebab penyakit Lyme.
Tidak hanya itu, dampak perubahan iklim terhadap ekosistem juga dapat mempengaruhi penyebaran populasi hewan inang reservoir bakteri Borrelia. Perubahan iklim dapat memaksa hewan inang untuk bergerak ke wilayah-wilayah baru, sehingga dapat memperluas daerah penyebaran penyakit Lyme.
Untuk mengatasi dampak perubahan iklim terhadap penyebaran penyakit Lyme, langkah-langkah pencegahan perlu ditingkatkan. Edukasi masyarakat tentang bahaya kutu dan tindakan pencegahan yang tepat perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko terkena penyakit Lyme. Selain itu, penelitian dan pemantauan terhadap penyebaran penyakit Lyme perlu terus dilakukan agar dapat mengantisipasi penyebaran penyakit ini ke wilayah-wilayah baru.