Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang sering kali menganggap stres, cemas, dan depresi sebagai istilah yang sama. Padahal, ketiga kondisi tersebut memiliki karakteristik, penyebab, dan dampak yang berbeda. Memahami perbedaan di antara stres, cemas, dan depresi sangat penting agar kita dapat menangani kondisi ini dengan tepat.
Stres adalah respon tubuh terhadap tekanan, tuntutan, atau tantangan yang dihadapi seseorang. Ketika seseorang berada dalam situasi sulit, misalnya pekerjaan yang menumpuk, ujian, atau masalah dalam hubungan, tubuh akan merespons dengan cara yang membuat kita merasa tegang dan tertekan. Stres umumnya bersifat sementara dan dapat memicu reaksi fisik dan emosional, seperti peningkatan denyut jantung, ketegangan otot, dan perasaan khawatir. Jika tekanan ini hilang, biasanya stres akan mereda dengan sendirinya.
Di sisi lain, cemas atau kecemasan adalah suatu kondisi yang lebih spesifik dan sering kali lebih intens dibandingkan stres. Kecemasan dapat muncul tanpa adanya tekanan nyata dan bisa bersifat berlebihan. Orang yang mengalami kecemasan sering kali merasa terjebak dalam pikiran negatif dan memiliki ketakutan yang tidak beralasan. Misalnya, seseorang mungkin merasa cemas tentang hal-hal kecil, seperti berbicara di depan umum, sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya. Kecemasan juga dapat disertai dengan gejala fisik, seperti berkeringat, jantung berdebar, dan kesulitan bernapas.