Dalam semua kasus, produksi antibodi penetral HIV-1 berkorelasi dengan tingkat antibodi reaktif diri yang mengenali protein kromosom yang disebut Histone H2A. Para peneliti memurnikan antibodi anti-H2A ini dan memastikan bahwa mereka mampu menetralkan HIV-1.
"Kami pikir ini mungkin mencerminkan contoh mimikri molekular dimana HIV-1 Env telah berevolusi untuk meniru sebuah epitop pada H2A histon sebagai mekanisme penyamaran kekebalan tubuh," kata Torres.
Toleransi imunologi menghilangkan atau menekan sel B yang mampu menghasilkan antibodi yang mengenali H2A histon, sehingga membatasi kemampuan untuk menghasilkan bnAbs.
"Tapi melanggar toleransi kekebalan perifer memungkinkan produksi antibodi silang reaktif yang dapat menetralisir HIV-1," kata Torres. "Karena penelitian ini dilakukan pada model hewan, tentu saja penting untuk menentukan relevansinya terhadap kekebalan HIV pada manusia. Di sini, pertimbangan utama akan menentukan apakah toleransi imunologis dapat mengalami relaksasi sementara tanpa menyebabkan manifestasi autoimun yang merugikan dan sebagai Berarti mungkin mendapatkan HIV-1 bnAbs dengan vaksinasi. "