Tampang.com | Mie instan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan masyarakat Indonesia. Murah, praktis, dan rasanya cocok di lidah. Tapi di balik kenyamanan itu, ada risiko kesehatan yang mengintai. Data terbaru menunjukkan konsumsi mie instan di Indonesia mencapai angka tertinggi dalam satu dekade terakhir, bahkan banyak rumah tangga menjadikannya sebagai makanan utama harian.
Angka Konsumsi Naik, Kualitas Gizi Turun
Laporan dari Kementerian Kesehatan mencatat bahwa pada tahun 2024, rata-rata konsumsi mie instan per kapita mencapai 52 bungkus per tahun. Angka ini lebih tinggi dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Masalahnya, mie instan mengandung kalori tinggi, tapi minim serat dan mikronutrien penting. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu masalah serius seperti hipertensi, obesitas, bahkan gangguan ginjal.
“Kalau makan mie seminggu sekali masih aman. Tapi kalau sudah jadi pengganti nasi setiap hari, itu alarm merah bagi kesehatan masyarakat,” kata dr. Ira Wulandari, ahli gizi dari RSUD Cipto Mangunkusumo.