Sebuah penelitian baru menyoroti perubahan metabolik yang terjadi pada otak wanita menopause dan perimenopause, menunjukkan bahwa hilangnya estrogen dapat membuat wanita rentan terkena penyakit Alzheimer.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Weill Cornell Medicine, unit penelitian biomedis dan sekolah kedokteran Universitas Cornell, di New York City, NY, bekerja sama dengan para ilmuwan di University of Arizona Health Sciences di Tucson.
Lisa Mosconi, dari Weill Cornell Medicine, adalah penulis utama penelitian ini, temuan ini dipublikasikan di jurnal PLoS One.
Seperti yang Dr. Mosconi dan rekan-rekannya jelaskan, setelah usia tua, menjadi wanita adalah faktor risiko kedua yang paling utama untuk mengembangkan penyakit Alzheimer.
Faktanya, pada tahun 2017 dua pertiga dari mereka yang menderita penyakit Alzheimer di Amerika Serikat adalah wanita.
Meskipun mekanisme yang bertanggung jawab atas meningkatnya risiko ini belum diketahui, penelitian sebelumnya telah menunjukkan transisi ke menopause sebagai kunci potensial.
Seperti yang penulis jelaskan, transisi ini juga melibatkan perubahan neurologis dan metabolisme. Hal ini membuat Dr. Mosconi dan tim memutuskan untuk menyelidiki transformasi ini.
Tim menggunakan teknologi pencitraan tomografi emisi positron untuk meneliti bagaimana otak dari 43 wanita memetabolisme glukosa, yang merupakan sumber energi utama sel otak.