Faktanya, penelitian sebelumnya yang dilaporkan oleh Medical News Today telah menunjukkan bahwa kadar gula yang rendah mendahului dan bahkan dapat memicu perkembangan penyakit Alzheimer.
Dalam penelitian saat ini, wanita yang berpartisipasi berusia antara 40 dan 60 tahun. Dari jumlah tersebut, 15 adalah pramenopause, 14 adalah perimenopause, atau transisi ke menopause, dan 14 adalah pascamenopause.
Studi tersebut menemukan bahwa wanita perimenopause dan postmenopause memiliki tingkat metabolisme glukosa yang jauh lebih rendah daripada mereka yang pramenopause.
Selain hipometabolisme yang disebut ini, para peneliti menemukan tanda-tanda disfungsi mitokondria, yang berarti sel otak tidak seefisien dalam memproses energi.
Enzim metabolik utama yang disebut "oksidase sitokrom mitokondria" ditemukan kurang berlimpah di antara wanita menopause dan perimenopause. Wanita-wanita ini juga mendapat skor yang jauh lebih rendah dalam tes ingatan.
Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya oleh tim yang sama, yang menunjukkan bagaimana menopause terkait dengan peningkatan protein beta-amyloid, sebuah biomarker penyakit Alzheimer, di otak.
Studi yang sama menemukan pengurangan materi abu-abu dan materi putih di daerah otak yang dipengaruhi oleh kondisi neurodegeneratif.
Penurunan kognitif diketahui terkait dengan menopause, dan penulis menyarankan bahwa defisiensi estrogen yang menjadi ciri menopause juga mungkin bertanggung jawab atas neurodegenerasi yang terjadi pada Alzheimer.