3. Lingkungan Sebagai Cerminan Emosi
Lingkungan dalam Nightmares and Daydreams tidak hanya berfungsi sebagai latar belakang, tetapi juga sebagai elemen yang mencerminkan emosi dan psikologi karakter. Rumah tua yang angker, jalanan sepi di malam hari, dan hutan gelap adalah beberapa contoh setting yang digunakan untuk menciptakan suasana mencekam. Lingkungan ini mencerminkan ketakutan internal karakter, memperkuat perasaan ketidakamanan dan kecemasan yang mereka alami. Dengan cara ini, Joko Anwar berhasil menggunakan lingkungan untuk memperdalam narasi dan menambah intensitas emosional film.
4. Kritik Sosial yang Terselubung
Selain elemen horor dan ketegangan, Nightmares and Daydreams juga mengandung kritik sosial yang tersembunyi. Joko Anwar sering menggunakan filmnya sebagai medium untuk mengomentari isuisu sosial yang relevan. Dalam film ini, penonton dapat menemukan kritikan terhadap ketidakadilan, korupsi, dan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Melalui karakter dan situasi yang mereka hadapi, Joko Anwar menggugah kesadaran penonton akan realitas sosial yang sering kali diabaikan atau dianggap biasa.
5. Harapan dan Penebusan
Meskipun Nightmares and Daydreams dipenuhi dengan elemen gelap dan menakutkan, film ini juga menyampaikan pesan harapan dan penebusan. Mimpi buruk yang dialami oleh tokoh utama sering kali diimbangi dengan momenmomen pencerahan dan kekuatan untuk menghadapi ketakutan mereka. Joko Anwar menyampaikan bahwa meskipun kita sering terjebak dalam mimpi buruk kehidupan, selalu ada harapan untuk penebusan dan perubahan. Pesan ini memberikan dimensi optimis pada film, mengajak penonton untuk tidak menyerah pada ketakutan mereka.