Gondongan, juga dikenal sebagai mumps, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus mumps. Penyakit ini terutama mempengaruhi kelenjar ludah, yang terletak di depan telinga, yang disebut kelenjar parotis. Gondongan dapat menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan pada kelenjar ini, dan dalam beberapa kasus, dapat mengakibatkan komplikasi serius. Artikel ini akan mengulas sejarah gondongan dan bagaimana penanganannya telah berkembang seiring waktu.
Sejarah Gondongan
Gondongan telah dikenal sejak zaman kuno. Pada abad ke-5 SM, Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno, telah mencatat adanya penyakit yang mirip dengan gondongan, meskipun tidak dengan nama tersebut. Istilah "gondongan" sendiri berasal dari bahasa Prancis Kuno "moules" yang berarti "kelenjar parotis." Baru pada abad ke-19, para ilmuwan mulai memahami gondongan sebagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, bukan sekadar gangguan fisik atau kondisi medis lainnya.
Pada awal abad ke-20, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa gondongan disebabkan oleh virus, dan bukti-bukti awal dari penularan virus ini diperoleh melalui penelitian laboratorium. Pengembangan vaksin gondongan mulai dilakukan pada tahun 1960-an. Vaksin ini merupakan salah satu dari vaksin kombinasi MMR (Measles, Mumps, and Rubella) yang diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Dr. Maurice Hilleman dan timnya. Vaksin ini telah memainkan peran penting dalam mengurangi insiden gondongan secara signifikan di seluruh dunia.
Gejala dan Diagnosa Gondongan
Gejala gondongan umumnya muncul 16 hingga 18 hari setelah terpapar virus. Gejala awal meliputi demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Setelah beberapa hari, pembengkakan pada kelenjar parotis menjadi tanda yang paling mencolok. Pembengkakan ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kesulitan dalam makan atau berbicara. Dalam beberapa kasus, gondongan dapat menyebabkan komplikasi seperti orchitis (peradangan testis), oophoritis (peradangan ovarium), atau meningitis (peradangan selaput otak).