Nerys Astbury, dosen bidang diet dan obesitas di Universitas Oxford, menilai bahwa saat ini belum saatnya untuk memperbarui pedoman nutrisi nasional secara khusus untuk menghindari makanan ultra-proses. Pasalnya, sebagian besar pedoman diet yang ada sudah menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori, gula, dan lemak, yang biasanya juga termasuk dalam kelompok makanan ultra-proses.
Namun, fakta bahwa makanan ini semakin banyak dikonsumsi dan terkait dengan risiko kesehatan serius menjadi alarm bagi semua kalangan. Penting bagi kita untuk lebih selektif dalam memilih makanan sehari-hari dan mengutamakan konsumsi makanan alami dan segar daripada produk yang sudah diolah secara berlebihan.
Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang yang kaya akan sayur, buah, protein, dan serat diyakini dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara optimal dan mengurangi risiko penyakit kronis. Selain itu, menjalani gaya hidup aktif dan rutin berolahraga juga menjadi kunci penting dalam menjaga metabolisme dan fungsi tubuh agar tetap maksimal.
Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguatkan hubungan langsung antara makanan ultra-proses dan kematian dini, tidak ada salahnya untuk mulai membatasi konsumsi makanan tersebut demi menjaga kesehatan jangka panjang. Semakin kita sadar dan mengontrol pola makan, semakin besar peluang untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.