Selain itu, diet yo-yo juga dapat menyebabkan kehilangan massa otot. Saat menjalani pola makan ketat, tubuh tidak hanya membakar lemak, tetapi juga membakar massa otot. Kehilangan massa otot membuat metabolisme semakin melambat, sehingga saat berat badan naik lagi, tubuh lebih cenderung menyimpan lemak daripada otot. Hal ini berpotensi memperburuk kondisi fisik individu dan membuat usaha penurunan berat badan yang selanjutnya semakin sulit.
Perubahan yang cepat dalam berat badan akibat diet yo-yo juga berisiko terhadap kesehatan jantung. Fluktuasi yang ekstrem dalam berat badan bisa menyebabkan tekanan darah tidak stabil, kolesterol tinggi, dan peningkatan risiko penyakit jantung. Hal ini terjadi karena perubahan mendadak dalam sistem kardiovaskular, yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat dan baik terhadap fluktuasi berat badan. Dampak jangka panjangnya dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan Anda.
Tak hanya masalah jantung, efek samping diet yo-yo juga dapat berpengaruh pada kesehatan hormon. Fluktuasi berat badan yang ekstrem dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan hormon, terutama hormon insulin dan hormon stres. Hormon insulin yang tidak seimbang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, sementara ketidakseimbangan hormon stres dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang sulit diatasi.