Tampang

Mengapa Babi yang Pernah Jadi Sumber Makanan Utama di Timur Tengah Kini Diharamkan? Fakta Sejarah dan Ekologi yang Mengejutkan

8 Jun 2025 15:01 wib. 18
0 0
Mengapa Babi yang Pernah Jadi Sumber Makanan Utama di Timur Tengah Kini Diharamkan? Fakta Sejarah dan Ekologi yang Mengejutkan
Sumber foto: iStock

Babi dikenal sebagai hewan yang haram dikonsumsi dalam ajaran Islam. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa ribuan tahun lalu, babi justru menjadi salah satu sumber protein utama di wilayah Timur Tengah. Penelitian arkeologi dan genetika mengungkapkan bahwa proses domestikasi babi pertama kali berlangsung di Mesopotamia sekitar 8.500 SM. Dari pusat peradaban ini, babi kemudian menyebar ke wilayah Eropa dan menjadi bagian penting dari pola makan masyarakat kuno.

Sejumlah temuan arkeologis dari periode 5.000 hingga 2.000 SM menunjukkan bahwa masyarakat Timur Tengah secara intensif memelihara babi untuk diambil dagingnya. Ini menandakan bahwa di masa itu, babi bukanlah hewan asing dan dilarang di kawasan yang kini didominasi oleh ajaran Islam. Namun, sekitar 1.000 SM, terjadi perubahan signifikan dalam kebiasaan konsumsi ini. Pelestarian dan konsumsi babi menurun drastis dan akhirnya mulai ditinggalkan.

Apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan drastis tersebut? Apakah benar larangan mengonsumsi babi semata-mata karena alasan agama, atau ada faktor lain yang lebih kompleks?

Babi dan Tantangan Ekologis di Wilayah Timur Tengah

Menurut antropolog Marvin Harris dalam bukunya berjudul Sapi, Babi, Perang, dan Tukang Sihir (2019), alasan utama pelarangan babi lebih banyak terkait dengan aspek ekologis daripada sekadar alasan spiritual. Wilayah Timur Tengah yang didominasi oleh iklim kering dan gurun sangat tidak ramah terhadap jenis hewan yang boros sumber daya, terutama air.

Babi dikenal sebagai hewan yang membutuhkan konsumsi air sangat besar untuk tumbuh dan berkembang. Rata-rata seekor babi memerlukan sekitar 6.000 liter air sepanjang hidupnya. Jika sebuah peternakan memelihara 100 ekor babi, maka kebutuhan airnya mencapai sekitar 600.000 liter. Dalam kondisi kekeringan yang melanda Timur Tengah, angka ini tentu sangat tidak efisien dan membebani ketersediaan air yang sudah terbatas.

Selain itu, babi juga bukan pemakan rumput seperti sapi atau kambing yang bisa mengandalkan sumber pakan alami dan lebih sederhana. Babi justru membutuhkan makanan yang biasanya dimakan manusia, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Dalam situasi sumber daya pangan yang terbatas, masyarakat akan cenderung memprioritaskan kebutuhan pangan manusia daripada memberikannya kepada hewan yang kurang ekonomis untuk dipelihara.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?