Meskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa konsumsi telur tidak berhubungan langsung dengan peningkatan kadar kolesterol, tetap penting untuk memperhatikan jumlah dan cara pengolahan telur. Dari berbagai penelitian yang ada, bukti yang menghubungkan telur dengan kadar kolesterol darah dianggap tidak konsisten, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hubungan ini.
Sebut saja bahwa dalam beberapa studi, konsumsi telur tidak hanya dihitung berdasarkan jumlah telur yang dimakan, tetapi juga mempertimbangkan penyajian dan kombinasi dengan makanan lain. Misalnya, banyak orang yang menyantap telur bersama makanan yang tinggi lemak jenuh seperti mentega, keju, bacon, atau sosis. Makanan-makanan ini memiliki potensi yang lebih besar dalam meningkatkan kadar kolesterol di darah kita.
Banyak orang yang bertanya-tanya berapa banyak konsumsi telur yang sebaiknya aman. Pelaku penelitian yang sama menyimpulkan bahwa satu butir telur per hari dapat dikategorikan aman. Namun, sangat penting untuk diingat bahwa jumlah total kolesterol yang dikonsumsi dari makanan sehari-hari juga harus diperhatikan.
Apabila Anda sangat menyukai telur dan ingin mengonsumsinya tanpa khawatir tentang kolesterol, ada beberapa metode pengolahan yang bisa Anda coba. Salah satu teknik yang paling disarankan adalah merebus. Metode ini tidak menambah lemak pada telur sehingga dianggap lebih sehat dibandingkan menggoreng. Namun, penting untuk memastikan bahwa telur tidak direbus terlalu lama atau pada suhu yang terlalu tinggi, karena proses tersebut dapat menyebabkan kolesterol di dalam telur teroksidasi, menghasilkan senyawa yang disebut oxysterol.