Tampang.com | Dalam budaya kerja modern, terutama di kalangan profesional muda, muncul tren gaya hidup “super sibuk” yang sering dibanggakan. Salah satu indikatornya: tidur hanya 4–5 jam per hari dianggap biasa dan bahkan jadi simbol produktif. Namun, para ahli memperingatkan bahwa kebiasaan ini bukan hanya keliru, tapi juga berbahaya bagi kesehatan jangka panjang.
Tidur Singkat Jadi Gaya Hidup “Produktif”
Banyak karyawan muda bangga memamerkan waktu tidurnya yang singkat. Narasi “tidur bisa nanti” dan “kerja dulu, istirahat belakangan” sering terdengar di media sosial dan ruang-ruang coworking.
“Saya tidur cuma empat jam tiap malam, tapi bisa beresin banyak proyek,” ujar Edo, 26 tahun, content strategist di sebuah agensi digital. “Itu menurut saya tanda saya bisa atur waktu dengan baik.”
Namun menurut para pakar kesehatan, kebiasaan ini justru menunjukkan ketidakseimbangan hidup dan dapat memicu masalah serius.
Dampak Kurang Tidur Terhadap Tubuh dan Otak
Dr. Fina Sari, seorang spesialis kesehatan tidur, menjelaskan bahwa tidur yang cukup dan berkualitas adalah kebutuhan dasar tubuh, bukan kemewahan.