Makanan yang berjamur sering kali terlihat sepele. Sebagian orang mungkin hanya membuang bagian yang terlihat berjamur, sementara sisanya tetap dikonsumsi. Padahal, kebiasaan ini bisa membawa risiko serius bagi kesehatan, terutama hati. Menurut dokter dan penelitian terkini, makanan berjamur dapat menjadi salah satu faktor risiko kanker hati.
Apa yang Terjadi pada Makanan Berjamur?
Jamur yang tumbuh pada makanan bukan hanya mengubah rasa atau aroma, tetapi juga dapat menghasilkan mikotoksin, zat kimia berbahaya yang dapat merusak organ tubuh. Salah satu mikotoksin yang paling berisiko adalah aflatoksin, yang diproduksi oleh jamur Aspergillus. Aflatoksin biasanya ditemukan pada kacang-kacangan, jagung, atau biji-bijian yang tersimpan dalam kondisi lembap.
Paparan aflatoksin secara berulang dapat menyebabkan kerusakan sel hati dan memicu mutasi DNA, kondisi awal terbentuknya kanker hati. Organ hati sendiri berperan penting dalam metabolisme dan detoksifikasi tubuh, sehingga kerusakannya bisa berdampak luas bagi kesehatan.
Bagaimana Konsumsi Makanan Berjamur Menjadi Risiko Kanker Hati
-
Kerusakan Sel Hati
Aflatoksin yang masuk ke tubuh melalui makanan diserap oleh hati. Zat ini bersifat hepatotoksik, artinya dapat merusak sel-sel hati. Kerusakan yang berlangsung lama bisa menyebabkan fibrosis atau sirosis, kondisi yang meningkatkan risiko kanker hati.
-
Mutasi Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan aflatoksin dapat mengubah struktur DNA di sel hati, memicu mutasi gen p53 yang berperan sebagai “penjaga” pertumbuhan sel abnormal. Mutasi ini memungkinkan sel hati berkembang menjadi kanker.
-
Efek Jangka Panjang
Paparan mikotoksin tidak langsung menimbulkan gejala. Biasanya baru terlihat setelah bertahun-tahun, sehingga konsumsi makanan berjamur yang tampak sepele dapat berdampak besar di kemudian hari.