“Kondisi seperti insulin resistance bisa muncul tanpa disadari. Lama-lama ini berkembang jadi diabetes atau penyakit jantung,” jelas dr. Yanti.
Pola Kerja dan Transportasi: Dua Biang Utama
Perubahan pola kerja dari lapangan ke layar—terutama pascapandemi—menjadi pemicu utama meningkatnya waktu duduk. Ditambah kemacetan yang memaksa masyarakat duduk berjam-jam dalam kendaraan, gaya hidup aktif pun kian tersingkir.
“Kita melihat tren kerja remote dan hybrid sebagai solusi efisien, tapi itu memperburuk tingkat gerak fisik harian,” kata dr. Yanti.
Solusi: Bangun Rutinitas Gerak dan Kesadaran
Mengubah kebiasaan tidak aktif tidak harus dengan olahraga ekstrem. Menurut dr. Yanti, langkah awal bisa dimulai dari perubahan kecil yang konsisten:
-
Bangkit dan Bergerak Setiap 30 Menit
Setiap 30 menit duduk, sempatkan 2–3 menit untuk berdiri, jalan ringan, atau peregangan.
-
Prioritaskan Jalan Kaki
Alih-alih naik motor atau ojek untuk jarak pendek, biasakan jalan kaki sejauh 1–2 kilometer setiap hari.
-
Ubah Gaya Hidup Digital
Gunakan aplikasi pengingat gerak, matikan TV setelah jam tertentu, dan atur waktu maksimal untuk scrolling media sosial.
-
Aktivitas Ringan di Rumah
Membersihkan rumah, berkebun, atau bermain aktif bersama anak juga efektif sebagai bentuk aktivitas fisik.
-
Olahraga Ringan Tapi Rutin
Yoga, senam, dan jalan cepat selama 20–30 menit per hari lebih baik daripada olahraga berat tapi tidak konsisten.