Kemudahan akses informasi juga berkontribusi terhadap berkurangnya kualitas tidur. Sering kali, kita mulai menjelajahi internet untuk mencari informasi ringan tetapi akhirnya terjebak dalam siklus ketidakberhentian. Waktu yang seharusnya kita habiskan untuk tidur malah beralih menjadi sesi mencari informasi yang tak ada habisnya. Tindakan ini selain mengurangi waktu tidur yang kita miliki, juga berdampak pada kualitas tidur. Otak yang terstimulasi terus-menerus tidak dapat beristirahat dengan baik, yang berdampak pada keadaan kelelahan di siang hari.
Keterhubungan sosial yang dimungkinkan oleh gadget juga bisa menjadi pedang bermata dua. Sementara berkomunikasi dengan teman dan keluarga sangat penting, sering kali interaksi digital ini berbenturan dengan waktu tidur. Misalnya, kita mungkin merasa terpaksa untuk membalas pesan atau merespon panggilan video pada jam-jam larut, yang pada akhirnya menghilangkan waktu tidur yang berharga. Hubungan yang intim dan dekat dengan orang-orang terdekat boleh jadi menjadi sumber kebahagiaan, tetapi jika tidak dikelola dengan bijaksana, dapat berujung pada masalah tidur.
Tidak dapat diabaikan juga fakta bahwa gadget sering menjadi pengalih perhatian. Gawai ini bisa mengganggu keheningan malam dengan bunyi notifikasi yang tak kunjung berhenti, mengalihkan perhatian dari area tidur ke perangkat. Ketika kita terbangun karena bunyi ini, kita pun cenderung tergoda untuk melihat perangkat alih-alih mendapatkan kembali tidur yang nyenyak.