Masalah sampah plastik telah menjadi ancaman global yang serius sejak makin maraknya penggunaan bungkus atau wadah dari bahan ini, terutama bagi masyarakat pesisir seperti di Kota Sinabang. Sebagai salah satu wilayah yang memiliki kekayaan laut melimpah, masyarakat Sinabang sangat bergantung pada ekosistem pesisir untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, pencemaran akibat sampah plastik kini mengancam kesehatan mereka, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan fakta di lapangan dan data dari pafikotasinabang.org, sebagian besar sampah plastik yang mencemari pesisir berasal dari aktivitas rumah tangga, sektor pariwisata, hingga limbah kapal. Sampah ini tidak hanya merusak estetika pantai, tetapi juga berdampak pada rantai makanan laut. Plastik yang terurai menjadi mikroplastik sering kali tertelan oleh ikan dan kerang, yang kemudian dikonsumsi oleh masyarakat pesisir. Akibatnya, risiko kesehatan seperti gangguan hormonal, gangguan reproduksi, bahkan kanker menjadi ancaman nyata bagi penduduk setempat.
Dampak Langsung Sampah Plastik pada Kesehatan
Paparan sampah plastik dapat memberikan dampak langsung pada kesehatan masyarakat pesisir. Banyak anak-anak yang bermain di pantai terpapar limbah plastik berbahaya seperti botol bekas, kantong plastik, dan jaring ikan yang terbuang. Beberapa bahan kimia dari plastik dapat menyebabkan iritasi kulit, alergi, hingga infeksi. Selain itu, pembakaran sampah plastik di kawasan pesisir sering menghasilkan asap beracun yang mengandung dioksin, zat berbahaya yang dapat memicu gangguan pernapasan dan penyakit kronis lainnya.