Faktor-faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, hingga pola makan yang tidak seimbang menjadi pemicu utama meningkatnya kasus jantung di kalangan anak muda. Yang lebih mengkhawatirkan, rokok elektrik yang dianggap "aman" oleh sebagian orang ternyata juga meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi—dua kondisi yang mempercepat terjadinya gangguan jantung.
“Sekarang ini kita lihat banyak anak muda, bahkan perempuan, sudah terbiasa merokok—baik konvensional maupun elektrik. Padahal, ini merusak dinding pembuluh darah dan mengganggu aliran darah, yang berujung pada meningkatnya risiko serangan jantung,” papar dr. Ario.
Faktor Risiko yang Bisa Dihindari
Ada dua kategori utama dalam risiko penyakit jantung: risiko yang dapat dimodifikasi dan risiko yang tidak bisa dimodifikasi. Kabar baiknya, banyak faktor risiko jantung bisa dikendalikan melalui perubahan gaya hidup. Beberapa di antaranya:
-
Kebiasaan merokok (konvensional maupun elektrik)
-
Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
-
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula
-
Kebiasaan minum alkohol
-
Tingkat stres tinggi yang tidak ditangani dengan baik
Dengan menghindari faktor-faktor di atas, peluang seseorang terkena penyakit jantung dapat dikurangi secara signifikan.
Pemeriksaan Rutin: Langkah Kecil yang Berdampak Besar
Dr. Ario juga menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala sebagai bagian dari pencegahan. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki risiko jantung karena penyakit ini sering berkembang tanpa gejala jelas di awal. Pemeriksaan sederhana seperti: