Tampang

Curhat Warga Cluster Mewah Di Tangerang: Peraturan RT/RW Tak Masuk Akal

23 Mei 2024 20:26 wib. 357
0 0
Ilustrasi Perumahan Elite

Sebuah cerita pilu datang dari seorang warga yang tinggal di cluster mewah di Tangerang, yang baru-baru ini menceritakan pengalaman yang membuatnya kesal. Ia mengungkapkan bahwa RT/RW di tempatnya agaknya berbeda dengan RT/RW pada umumnya. Pasalnya, peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh RT/RW di cluster tersebut seringkali dianggap tidak masuk akal dan membuat warga merasa tidak nyaman. Curhatan ini viral di media sosial setelah diunggah oleh salah seorang warga.

Dalam curhatannya, warga tersebut mengungkapkan bahwa peraturan yang diberlakukan oleh RT/RW di cluster rumah mewah tersebut sangat berbeda dengan yang biasanya. Salah satunya adalah larangan untuk menitipkan makanan dari layanan Gofood setelah jam 10 malam. Warga juga dilarang menyimpan tong sampah umum karena lebih dari setengah cluster tidak mau membayar Iuran Pemeliharaan dan Keamanan Lingkungan (IPKL). Selain itu, larangan untuk mengizinkan orang lain menginap kecuali saudara yang tertera dalam 1 kartu keluarga juga menjadi peraturan yang dianggap aneh oleh warga. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut bahkan bisa berujung pada teguran oleh ketua RT/RW.

Dalam pengalaman pahitnya, warga tersebut juga mengungkapkan bahwa ketua RT/RW tidak memberikan izin bagi seorang tamu yang ingin menginap di rumahnya, meski sudah memberikan surat pemberitahuan tentang kedatangan tamu tersebut. Bahkan, pihak RT/RW turut melibatkan satpam dan polisi untuk menegakkan peraturan tersebut. Selain itu, banyak warga juga merasa tidak puas dengan cara pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh RT/RW yang dianggap tidak transparan. Meski telah berupaya untuk mengganti RT/RW yang sedang berkuasa, usaha tersebut belum membuahkan hasil.

Situasi ini memberikan gambaran tentang ketidakadilan yang dirasakan oleh warga cluster mewah di Tangerang akibat peraturan-peraturan yang dianggap tidak masuk akal yang diberlakukan oleh RT/RW. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam lingkungan perumahan yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal, warganya justru menghadapi ketidaknyamanan akibat peraturan yang tidak dapat diterima. Kekesalan para warga menjadi semakin besar karena sulitnya untuk menggulingkan RT/RW yang telah berkuasa di lingkungan mereka.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%