Berikut ini adalah beberapa jenis aktivitas yang tidak menularkan TBC, meskipun dilakukan dengan orang yang terinfeksi:
-
Menyentuh atau berjabat tangan
-
Berbagi alat makan dan minum
-
Memakai toilet yang sama
-
Berbagi tempat tidur atau pakaian
-
Memakai handuk bersama
-
Memberikan pelukan atau ciuman ringan
Informasi ini sangat penting untuk meredam kepanikan dan stigma terhadap pasien TBC, yang kerap dijauhi karena dianggap bisa menularkan penyakit hanya lewat sentuhan.
Siapa yang Paling Menularkan?
Individu dengan TBC aktif dan bergejala merupakan sumber utama penularan. Selama mereka belum menjalani pengobatan dengan benar selama minimal dua minggu, mereka masih bisa menyebarkan bakteri ke orang lain. Namun setelah pengobatan dimulai dan dijalankan dengan konsisten, tingkat penularan akan turun drastis.
Oleh karena itu, penting bagi penderita TBC untuk mematuhi seluruh rangkaian pengobatan yang biasanya berlangsung selama beberapa bulan. Menghentikan pengobatan di tengah jalan dapat memperpanjang masa infeksi, meningkatkan risiko resistensi obat, serta memperluas penularan ke orang di sekitarnya.
Siapa yang Paling Rentan Terinfeksi?
Meskipun semua orang berisiko, anak-anak dan individu dengan daya tahan tubuh lemah memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk tertular dan mengembangkan TBC aktif. Contohnya, orang dengan HIV/AIDS, penderita malnutrisi, lansia, atau mereka yang mengalami stres berkepanjangan cenderung lebih rentan.
Selain itu, lamanya paparan juga memengaruhi risiko tertular. Jika seseorang sering berinteraksi dalam jangka panjang dengan pasien TBC tanpa perlindungan, kemungkinan tertular akan jauh lebih besar dibanding pertemuan sesekali.
Kenali Tanda-Tanda TBC dan Lakukan Pemeriksaan Dini
Agar tidak terlambat, penting untuk mengenali gejala-gejala TBC sejak dini, di antaranya:
-
Batuk berkepanjangan (lebih dari dua minggu)
-
Demam ringan di malam hari
-
Keringat berlebih saat tidur
-
Penurunan berat badan drastis
-
Nafsu makan menurun