Tampang

Benarkah Cokelat Menyebabkan Jerawat?

6 Okt 2024 21:55 wib. 80
0 0
Benarkah Cokelat Menyebabkan Jerawat?
Sumber foto: Google

Faktor utama jerawat memang genetik, tapi komponen tertentu dalam pola makan seseorang juga dapat memicu inflamasi, kata Laftah.

Sebagian orang memiliki respons kuat terhadap sejumlah kelompok makanan, seperti produk susu.

Namun, katanya, penumbuhan jerawat akibat produk susu sebenarnya sangat jarang.

Sejumlah peneliti juga sudah berupaya mencari tahu kandungan apa dalam cokelat yang berdampak pada jerawat. Sejauh ini, berbagai studi belum dapat memberikan kesimpulan. Kalau pun ada, kaitannya relatif kecil.

Satu studi pada 2011 meneliti tentang pengaruh makanan dengan kandungan 100% cokelat hitam, yang berarti tak ada gula di dalamnya, terhadap penumbuhan jerawat.

Riset itu menunjukkan konsumsi cokelat hitam bisa terkait dengan kemunculan jerawat. Namun, riset itu hanya melibatkan 10 peserta, dan tak ada kelompok kontrol di dalamnya.

Lebih jauh, salah satu kaitan antara jerawat dan pola makan dapat dilihat dari indeks glikemik (GI) pada makanan. GI sendiri merupakan indikator seberapa cepat suatu makanan dapat meningkatkan level gula darah dalam tubuh. Beberapa studi menunjukkan kaitan antara gejala jerawat dan makanan-makanan dengan GI tinggi, seperti buah, roti, dan pasta.

Makanan dengan GI tinggi dapat memperparah jerawat, kata Laftah, karena bisa meningkatkan level insulin di dalam tubuh.

Jumlah insulin ini dapat meningkatkan inflamasi, yang berarti memicu produksi minyak pada wajah. Minyak itu kemudian dapat menyumbat pori-pori, hingga berakhir pada jerawat. Namun, cokelat sendiri memiliki GI yang rendah hingga sedang.

Terlepas dari GI, beberapa studi lainnya menunjukkan kaitan antara jerawat dan menyantap makanan tinggi lemak dan gula. Salah satu riset terbesar mengenai kaitan tersebut diterbitkan pada 2020 lalu.

Riset itu membandingkan jerawat dan pola makan lebih dari 24 ribu orang. Para periset mengidentifikasi bahwa pola makan Barat kemungkinan berperan besar terhadap pembentukan jerawat.

Satu studi lainnya juga menemukan bahwa tak ada jerawat di tengah masyarakat yang tinggal di kepulauan Kitavan di Papua Nugini. Riset itu menyimpulkan warga di sana tak berjerawat karena mengonsumsi makanan yang rendah GI.

Meski demikian, para peneliti sudah menyesuaikan sejumlah faktor, yang kemungkinan dapat berpengaruh pada hasil akhir riset tersebut. Studi populasi semacam ini memang dikenal tak bisa dengan konkret membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung. Namun, para ilmuwan juga sudah mendalami hubungan lainnya yang bisa mengaitkan antara jerawat dan pola makan Barat.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.