Selain dampak fisik, efek duduk terlalu lama juga berhubungan dengan kesehatan mental. Studi menunjukkan bahwa individu yang menghabiskan waktu dalam posisi duduk yang lama cenderung merasa lebih cemas dan depresi. Aktivitas fisik yang minimal dapat mengurangi produksi endorfin, yaitu hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit dan peningkat suasana hati.
Dari segi metabolisme, efek duduk terlalu lama dapat mengganggu proses pembakaran kalori. Saat kita duduk, metabolisme tubuh melambat, yang berarti tubuh tidak membakar kalori secara efektif. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan berpotensi memicu diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa duduk lebih dari enam jam sehari dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, karena tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin.
Selain itu, efek duduk terlalu lama terhadap tubuh juga dapat terlihat pada sistem pencernaan. Posisi duduk yang terus-menerus dapat memengaruhi fungsi pencernaan dan menyebabkan masalah seperti sembelit. Ketika kita duduk, aktivitas fisik yang menstimulasi saluran pencernaan menjadi berkurang, sehingga proses pencernaan menjadi lebih lambat.
Kesehatan mental, kardiovaskular, dan metabolisme hanyalah beberapa aspek yang terpengaruh oleh kebiasaan duduk yang berlebihan. Masih ada banyak efek negatif lainnya yang dapat muncul, seperti masalah dengan sirkulasi darah, di mana darah dapat terhenti di bagian bawah tubuh akibat duduk terlalu lama. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan dan risiko pembekuan darah, terutama bagi orang yang tidak bergerak selama berjam-jam.