Tampang

Air Minum Kemasan Mengandung Ratusan Ribu Nanoplastik

20 Mar 2024 00:20 wib. 79
0 0
Air Kemasan
Sumber foto: Google

Air minum kemasan telah menjadi salah satu pilihan utama bagi banyak orang dalam menjaga kesehatan dan kebersihan. Namun, baru-baru ini telah terungkap bahwa air minum kemasan yang sering kita konsumsi dapat mengandung ratusan ribu nanoplastik. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar terkait dengan kesehatan manusia dan dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat konsumsi air minum kemasan. 

Kemasan air minum yang seharusnya memberikan jaminan akan kebersihan dan keamanan air, kini justru menjadi sumber potensi bahaya bagi kesehatan konsumen. Berbagai penelitian telah menemukan bahwa air minum kemasan mengandung partikel-partikel nanoplastik yang tersebar di dalam air. Nanoplastik merupakan partikel-partikel plastik dengan ukuran sangat kecil, bahkan ribuan kali lebih kecil dari diameter rambut manusia. Kehadiran nanoplastik dalam air minum kemasan ini menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang mungkin terhadap kesehatan manusia.

Nanoplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui proses konsumsi air minum kemasan. Partikel-partikel ini kemudian dapat menumpuk dalam tubuh dan berpotensi mengganggu fungsi organ-organ penting dalam tubuh. Selain itu, nanoplastik juga dapat masuk ke dalam rantai makanan dan menyebabkan dampak yang tidak terduga bagi lingkungan dan organisme di dalamnya. 

Adanya nanoplastik dalam air minum kemasan juga menyoroti permasalahan serius terkait manajemen sampah plastik. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat berantakan di lingkungan dan berpotensi mencemari air tanah serta sumber air minum. Kemasan air mineral yang terbuat dari plastik cenderung menjadi sumber utama pencemaran nanoplastik, terutama akibat proses produksi, pengemasan, dan pembuangan limbah kemasan tersebut.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Aturan Pemilu Perlu Direvisi?