Adanya nanoplastik dalam air minum kemasan juga menyoroti permasalahan serius terkait manajemen sampah plastik. Sampah plastik yang tidak terkelola dengan baik dapat berantakan di lingkungan dan berpotensi mencemari air tanah serta sumber air minum. Kemasan air mineral yang terbuat dari plastik cenderung menjadi sumber utama pencemaran nanoplastik, terutama akibat proses produksi, pengemasan, dan pembuangan limbah kemasan tersebut.
Dalam menghadapi isu ini, diperlukan upaya bersama antara industri kemasan, regulator, dan konsumen untuk menemukan solusi yang tepat. Industri kemasan perlu melakukan inovasi dalam desain kemasan yang ramah lingkungan dan meminimalkan risiko kontaminasi nanoplastik. Regulator juga perlu mengawasi ketat proses produksi dan pengemasan air minum kemasan untuk memastikan keamanan konsumen. Sementara itu, konsumen perlu meningkatkan kesadaran akan dampak penggunaan air minum kemasan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta memilih produk yang ramah lingkungan.
Dalam jangka panjang, pemakaian air minum kemasan sebagai alternatif sumber air minum harus diperhitungkan dengan cermat. Upaya untuk menggunakan air keran yang telah diolah dengan baik dan menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan. Pengurangan penggunaan kemasan air minum sekali pakai juga menjadi langkah penting dalam mengurangi risiko kontaminasi nanoplastik.