Bulan Ramadhan memang bulan yang istimewa. Selain istimewa karena pahalanya, bulan ini juga mengundang berbagai keriangan. Nah, salah satu keriangan yang ada di bulan Ramadhan ini adalah ketika berburu takjil alias makanan-minuman untuk berbuka atau membatalkan puasa. Tentunya takjil ini dinikmati setelah berkumandangnya adzan magrib ya.
Pada bulan Ramadhan ini, kalau kita lihat di kiri kanan jalan, banyak yang jadi penjual takjil musiman. Yang asalnya berjualan bubur ayam, di bulan Ramadhan ini ‘menjelma’ menjadi penjual kolak, juga masih banyak penjual lainnya yang kini berubah menjadi penjual takjil musiman. Nah, hal menarik ini lah yang aku jumpai kemarin di Jalan Baranangsiang Bandung. Jalan yang menghubungkan antara Pasar Kosambi dengan Jalan Sunda ini membuatku kaget kemarin. Jalan yang biasanya, ya biasa saja tanpa ada yang istimewa, kemarin berubah! Banyak penjual takjil di sana yang berjualan dengan rapinya. Berjalan di jalan itu kemarin, berasa ada di sebuah car free day! Kiri kanan jalan dipenuhi oleh penjual takjil, mulai dari kolak, es kelapa muda, es cendol, gorengan, sosis panggang, tutut, cilor (cilok-telur), bakso, dan ada makanan lainnya juga. Menariknya takjil yang dijual di sini sungguh banyak penjualnya! Orang-orang yang tinggal di daerah situ sangat menikmati berada di luar rumah, entah untuk berjualan, membeli, atau sekedar ngabuburit saja. Mengapa jalanan ini bagaikan mirip car free day? Selain kiri kanan jalan penuh dengan penjual, di sini ada semacam panggung kecil ajang berekspresi tampaknya. Ketika aku lewat, sedang ada seorang pemuda yang sedang menyanyi di panggung tersebut.