2. Orang dengan Tekanan Darah Rendah
Manfaat air jahe dalam menurunkan tekanan darah memang telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Jahe mampu menurunkan tekanan sistolik dan diastolik secara signifikan, hampir setara dengan beberapa jenis obat hipertensi.
Namun, hal ini menjadi berbahaya bagi mereka yang sudah memiliki tekanan darah rendah. Konsumsi air jahe bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, yang berujung pada gejala seperti pusing, lemas, bahkan pingsan. Jadi, bagi penderita hipotensi, air jahe bukanlah pilihan terbaik untuk dikonsumsi secara rutin.
3. Penderita Diabetes yang Menggunakan Obat
Air jahe juga diketahui dapat menurunkan kadar gula darah. Efek ini tentu menguntungkan bagi banyak orang, tetapi berbahaya bagi pasien diabetes yang sedang menjalani pengobatan. Jika jahe dikonsumsi bersamaan dengan obat penurun gula darah, bisa terjadi kondisi hipoglikemia—gula darah terlalu rendah—yang bisa menimbulkan gejala berat seperti tremor, kehilangan kesadaran, atau kejang.
Pasien diabetes yang ingin mengonsumsi air jahe sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter atau ahli gizi agar dosisnya bisa disesuaikan dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
4. Ibu Hamil
Air jahe memang sering dianjurkan sebagai solusi alami untuk mengatasi mual saat awal kehamilan. Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi jahe secara berlebihan oleh ibu hamil bisa berdampak negatif terhadap perkembangan janin, terutama pada trimester pertama.
Beberapa ahli bahkan menyarankan pembatasan asupan jahe saat hamil karena potensi risiko terhadap hormon dan sistem pembuluh darah janin. Oleh sebab itu, ibu hamil harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menjadikan air jahe sebagai konsumsi harian.