5. Orang dengan Riwayat Penyakit Jantung
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jahe dalam dosis tinggi bisa berpengaruh terhadap detak jantung dan tekanan darah. Ini bisa sangat berbahaya bagi penderita gangguan jantung seperti aritmia atau gagal jantung.
Efek samping seperti palpitasi, tekanan darah yang tidak stabil, hingga ketegangan otot jantung dapat terjadi jika konsumsi jahe tidak dikontrol. Pasien dengan kondisi jantung sebaiknya menghindari konsumsi jahe tanpa pengawasan medis, terutama dalam bentuk suplemen atau minuman herbal pekat.
6. Pasien Pasca Operasi
Bagi seseorang yang baru saja menjalani prosedur pembedahan, air jahe juga patut dihindari. Efek jahe dalam mengencerkan darah bisa mempersulit proses penyembuhan luka dan menyebabkan pendarahan internal yang tidak terkendali.
Dokter biasanya akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi jahe setidaknya seminggu sebelum operasi dan beberapa hari sesudahnya, demi meminimalkan komplikasi yang berkaitan dengan pembekuan darah.
Kesimpulan: Jahe Bermanfaat, Tapi Tak untuk Semua Orang
Meski air jahe kaya akan manfaat kesehatan, bukan berarti bisa dikonsumsi tanpa batas oleh siapa pun. Bagi sebagian orang, jahe justru dapat memicu efek samping serius yang mengganggu keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kondisi tubuh dan riwayat kesehatan pribadi sebelum menjadikan jahe sebagai minuman harian.
Jika kamu termasuk dalam salah satu kelompok risiko di atas, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi air jahe secara rutin. Bijak dalam menggunakan bahan alami akan membantu kamu mendapatkan manfaat maksimal tanpa membahayakan kesehatan.