Pernahkah kau menuangkan sambal terlalu banyak pada mangkuk baksomu, mangkuk sotomu, mangkuk lontong karimu, atau pada mangkuk makanan berkuah lainnya? Nah, aku pernah! Baru saja minggu yang lalu. sebelum lanjut aku menceritakan sesuatu tentang kisah ini...kala itu, kala ketika kemu terlalu banyak menunagkan sambal, apa yang kamu lakukan? Menambahkan kecapkah, menambahkan jerukkah, atau menambah kuahkah? Awalnya karena kepedasan, aku sempat berpikir untuk tidak melanjutkan makanku dan memesan soto yang baru. Tapi, sungguh rasanya, itu cara yang sangat ‘tidak berpikir’ (rasanya agak sulit aku menemukan padanan kata yang tepat untuk mengidentifikasi situasi tersebut). Intinya, mengganti soto ‘pedas’ dengan soto yang baru tidak aku lakukan. Aku memilih untuk menambah kuah. Mengapa seperti itu? Ini aku lakukan untuk memperluas permukaan mangkok soto. Namun aku tak mungkin melakukannya begitu saja, volume mangkuk tak mungkin kuperbesar, namun yang bisa kulakukan adalah memperluas volume airnya saja, agar sumber kepedasannya semakin tidak dapat mempengaruhi kita (baca: kita tidak akan kepedasan). Aku kemudian bisa menikmati soto yang sudah berkurang tingkat kepedasannya.