Selama tugasnya di Perang Krimea, Nightingale tidak hanya berjuang melawan kondisi medis yang buruk, tetapi juga melawan hambatan sosial dan budaya. Sebagai seorang wanita di era Viktorian, perannya dalam dunia medis dan keperawatan dianggap tidak biasa. Namun, keberanian dan keuletannya memperoleh penghormatan luas, dan ia mendapat julukan "The Lady with the Lamp" karena kebiasaannya mengecek para pasien di malam hari, sambil membawa lampu. Pada tahun 1856, Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan, dan banyak orang terinspirasi oleh kisah heroiknya.
Setelah Perang Krimea, Florence Nightingale terus memperjuangkan perbaikan sistem kesehatan. Ia menulis banyak buku dan artikel tentang praktik-praktik keperawatan yang efektif, terutama dalam bidang sanitasi, manajemen rumah sakit, dan pendidikan perawat. Upayanya dalam menyebarkan pengetahuan tentang keperawatan modern telah membawa perubahan besar dalam bidang tersebut.
Kisah heroik Florence Nightingale bukan hanya tentang keberanian dalam menghadapi kondisi sulit, tetapi juga tentang dedikasi yang tidak pernah padam dalam memajukan perawatan kesehatan. Warisan Nightingale tetap hidup dalam praktik keperawatan modern, dan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Ia menjadi simbol inspiratif bagi para perawat dan tenaga medis di seluruh dunia.