Keterlambatan adalah ukuran yang dibuat oleh manusia. Dan ‘ukuran’ inilah yang sering membuat kita baper atau minder. Pagi tadi ada pengalaman yang membuatku bercermin tepatkah kita baper atau kecewa atas sebuah ‘keterlambatan’. Seperti biasa pagi tadi aku pergi kerja menggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi. Nah, sejak menggunakan jasa transportasi ini, ada beberapa driver yang memang seakan menjadi langgananku. Mengapa seakan? Karena memang bukan langganan, hanya saja entah kebetulan atau apa, ada seorang driver yang menjadi favoritku. Dia sudah beberapa kali mengantarkanku ke kantor. Sungguh menyenangkan jika diantar oleh driver ini, perjalanan terkadang tidak terasa karena mengobrol dengan driver yang ini, sungguh mengocok perut saking lucunya. Dia tidak hafal jalan di Bandung ini. Kali pertama ia mengantarkanku, ada beberapa kali salah jalan dan juga ada kejadian lucu. Bahkan ketika dia sudah menurunkanku di depan kantor, dia bertanya dengan nada putus asa, “Kalau saya pulangnya lewat mana dong?” Saat itu saya tak bisa menahan tawa. Itu adalah kali pertama aku bersama dengan driver kocak itu. Driver yang bertanya jalan pulang pada penumpangnya.