Penelitian baru menunjukkan bahwa hanya mendengarkan seseorang berbicara, meski tidak memandangnya, bisa meningkatkan "akurasi empatik."
Penelitian ini dilakukan oleh Michael Kraus, Ph.D., dari Yale University di New Haven, CT.
Dr. Kraus memulai dari hipotesis bahwa berkomunikasi hanya dengan menggunakan suara dan kemampuan kita untuk mendengarkan, tanpa melibatkan indera lainnya, dapat mempermudah lawan bicara untuk mengenali emosi masing-masing.
Penelitian menunjukkan bahwa hanya mendengarkan, dengan mata tertutup, meningkatkan "akurasi empati" - yang didefinisikan sebagai "kemampuan untuk menilai emosi, pikiran, dan perasaan orang lain."
Untuk menguji hipotesis ini, Dr. Kraus merancang seperangkat lima percobaan, dan sekarang, temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal American Psychologist.
Percobaan melibatkan hampir 1.800 peserta yang berusia minimal 18 tahun. Dalam kelima eksperimen tersebut, Dr. Kraus menguji keakuratan empati peserta, membandingkannya dengan skenario "suara-saja, visual-saja, atau kombinasi suara dan komunikasi visual".
Dalam salah satu eksperimen tersebut, peserta dihadapkan pada skenario yang tercatat dimana dua wanita saling menggoda. Penggodaan dipilih karena memunculkan beragam emosi.
Para peserta, yang disebut sebagai "pengamat," diundang untuk memperkirakan perasaan pihak-pihak yang terlibat dalam dialog tersebut. Mereka diberi berbagai emosi dan diminta untuk menilai seberapa besar emosi yang mereka pikir dialami individu.