Partai Sarekat Islam berkembang pesat dan berubah menjadi organisasi politik yang fokus pada perjuangan melawan kolonialisme Belanda dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Cokroaminoto memimpin SI dengan pendekatan yang moderat namun efektif, menekankan pentingnya persatuan di antara berbagai kelompok etnis dan agama di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, SI menjadi salah satu organisasi massa terbesar di Indonesia, dengan cabang-cabang yang tersebar di seluruh nusantara.
Perjuangan Politik dan Sosial
Di bawah pimpinan Cokroaminoto, Sarekat Islam tidak hanya berfokus pada perjuangan melawan penjajahan, tetapi juga pada reformasi sosial dan ekonomi. Cokroaminoto mempromosikan konsep "Islam sebagai panduan hidup" yang melibatkan aspek sosial dan politik. Ia percaya bahwa Islam dapat menjadi alat untuk memajukan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat, serta untuk memajukan perjuangan melawan penindasan kolonial.
Salah satu pencapaian terbesar SI di bawah Cokroaminoto adalah keberhasilannya dalam mengorganisasi petani dan buruh. Cokroaminoto mengadvokasi hak-hak pekerja dan petani, serta mempromosikan reformasi agraria untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin. Usahanya untuk menghubungkan gerakan politik dengan perjuangan sosial menjadi salah satu fondasi utama untuk pergerakan nasional di Indonesia.
Pengaruh dan Warisan
H.O.S. Cokroaminoto meninggal pada 17 Desember 1934, namun warisannya tetap hidup dalam sejarah Indonesia. Partai Sarekat Islam yang didirikannya tidak hanya berperan sebagai organisasi politik, tetapi juga sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan dan upaya untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan makmur.