Tampang

Untuk Ayah, Bunda Dirumah Coba Ajarkan Anak untuk Bahagia, Bukan untuk Kaya Ini Penjelasannya

24 Jul 2025 09:54 wib. 21
0 0
Untuk Ayah, Bunda Dirumah Coba Ajarkan Anak untuk Bahagia, Bukan untuk Kaya Ini Penjelasannya

Sebagai orang tua, penting untuk mengevaluasi apakah kita meluangkan waktu untuk membangun hubungan emosional yang kuat bersama anak, atau justru terlalu terjebak dalam rutinitas kerja demi memberikan mereka 'masa depan' yang gemilang.

Krisis Mental Generasi Muda: Kaya Tapi Kosong

Pada era kemajuan teknologi dan peningkatan taraf hidup ini, ternyata terjadi lonjakan kasus krisis kesehatan mental di kalangan anak muda. Kasser (2002) dalam bukunya "The High Price of Materialism" menekankan bahwa orientasi hidup yang terlalu mengejar materi dapat menimbulkan kecemasan, depresi, dan rasa tidak puas yang mendalam. 

Anak-anak yang hanya diajarkan untuk mengejar prestasi dan kekayaan sering kali kehilangan makna dalam hidup mereka. Meski mereka tampak ‘sukses’, mereka justru tumbuh dalam tekanan, bukan cinta dan kehangatan. 

Kebahagiaan adalah Keterampilan yang Dapat Dilatih

Berita baiknya, kebahagiaan bukan sesuatu yang hanya diwariskan, melainkan keterampilan yang dapat dikembangkan. Seligman (2011) dalam kajian Positive Psychology menegaskan bahwa anak-anak yang dilatih untuk menghargai rasa syukur, empati, dan kesadaran penuh (mindfulness) tumbuh menjadi individu yang lebih sehat secara mental dan lebih siap menghadapi tantangan hidup. 

Langkah-langkah kecil seperti mengajak anak untuk berbuat baik, menciptakan "jurnal syukur harian", dan membantu mereka mengenali serta mengelola emosi, dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap keberhasilan karakter dan kebahagiaan mereka di masa depan.

Kaya Tanpa Kebahagiaan? Kenyataannya Ada di Depan Mata

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Kahneman dan Angus Deaton (2010) menunjukkan bahwa meskipun pendapatan dapat meningkatkan kebahagiaan hingga titik tertentu (sekitar $75.000 per tahun), setelah mencapai angka tersebut, tambahan kekayaan tidak lagi membawa dampak signifikan terhadap kebahagiaan emosional. Hal ini menunjukkan bahwa mengejar kekayaan secara berlebihan bisa berisiko mengarah pada kelelahan mental tanpa adanya peningkatan kualitas hidup yang berarti.

Menanamkan Nilai Bahagia: Langkah Awal yang Tepat

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?