Tampang

Trik Licik Bisnis yang Sering Digunakan

14 Jul 2025 17:14 wib. 48
0 0
Perbuatan Licik
Sumber foto: Canva

Ulasan Palsu dan Testimoni Rekayasa: Citra yang Dibangun-buat

Di era digital, reputasi online itu segalanya. Makanya, ada saja pihak yang nekat menggunakan ulasan palsu atau testimoni rekayasa. Mereka bisa menyewa orang untuk menulis ulasan bintang lima di e-commerce, atau membuat akun-akun bodong di media sosial yang memuji-muji produk. Bahkan ada yang membeli "like" atau "follower" palsu agar terlihat populer dan terpercaya. Tujuannya cuma satu: membangun citra positif yang tidak jujur agar calon pembeli percaya dan mau bertransaksi. Ini jelas menyesatkan karena informasi yang disajikan bukan berdasarkan pengalaman asli konsumen, melainkan hasil rekayasa untuk menipu persepsi pasar. Konsumen harus lebih hati-hati memilah ulasan, terutama yang terlalu sempurna atau seragam.

Penjualan Agresif dan Tekanan Psikologis: Memaksa Beli Sekarang

Beberapa bisnis, terutama di sektor jasa atau barang bernilai tinggi, menggunakan penjualan agresif dan tekanan psikologis. Petugas penjualan mungkin membatasi waktu penawaran dengan kalimat "promo ini hanya berlaku hari ini" atau "stok sangat terbatas, beli sekarang atau menyesal". Mereka juga bisa menggunakan teknik fear of missing out (FOMO) atau rasa takut ketinggalan. Bahkan, ada yang sampai menghina produk pesaing atau melebih-lebihkan masalah yang bisa diatasi produk mereka. Ini bukan menawarkan solusi, tapi menciptakan kecemasan agar pembeli mengambil keputusan impulsif tanpa pikir panjang. Taktik semacam ini mengabaikan etika dan lebih fokus pada penutupan penjualan dengan cara apapun.

Planned Obsolescence: Barang Sengaja Dibikin Cepat Rusak

Ini adalah trik yang lebih canggih dan sering dipakai di industri elektronik atau gawai: planned obsolescence. Produk sengaja dirancang agar cepat usang atau rusak setelah periode waktu tertentu, sehingga konsumen terpaksa membeli yang baru. Bisa jadi karena komponennya tidak bisa diganti, software-nya tidak lagi didukung, atau desainnya yang cepat ketinggalan zaman. Tujuannya adalah memastikan siklus pembelian terus berlanjut. Dari sudut pandang bisnis, ini menguntungkan karena menjaga permintaan tetap tinggi. Tapi dari sisi konsumen, ini jelas merugikan karena harus terus mengeluarkan uang untuk produk yang sebenarnya bisa bertahan lebih lama jika dirancang dengan baik. Ini juga punya dampak buruk pada lingkungan karena sampah elektronik yang menumpuk.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?