Tampang

Tren Fashion Loud Money: Ketika Kemewahan Bersuara

6 Jul 2025 21:02 wib. 21
0 0
Fashion
Sumber foto: Canva

Dalam dunia fashion, pendulum gaya terus berayun. Setelah era quiet luxury yang menekankan kemewahan terselubung, tanpa logo mencolok, kini muncul sebuah antitesis yang kian populer: tren 'loud money'. Istilah ini menggambarkan gaya berpakaian di mana kemewahan tidak hanya ditunjukkan, tetapi diteriakkan dengan lantang melalui logo besar, desain mencolok, dan penggunaan merek-merek mewah yang eksplisit. Ini adalah pergeseran dari bisikan elegan menuju pernyataan yang tak terbantahkan.

Apa Itu Loud Money?

Secara sederhana, loud money adalah kebalikan dari quiet luxury. Jika quiet luxury mengutamakan kualitas tinggi, desain minimalis, dan logo tersembunyi yang hanya dikenali oleh "kalangan dalam," maka loud money melakukan hal sebaliknya. Ini adalah tentang menampilkan kekayaan dan status secara terbuka dan mencolok. Pikirkan jaket dengan logo desainer yang sangat besar, tas tangan dengan motif monogram yang ikonik dan mudah dikenali, perhiasan tebal, atau pakaian dengan branding yang jelas dan tak terlewatkan.

Tren ini bukan hanya tentang mengenakan barang mewah, tetapi juga tentang bagaimana barang-barang itu dikenakan. Seringkali, gaya loud money melibatkan kombinasi item yang statement, menciptakan tampilan yang berani dan menarik perhatian. Ini adalah fashion yang mengklaim ruang, secara visual maupun simbolis.

Akar dan Evolusi Tren Loud Money

Fenomena loud money bukanlah hal baru. Sepanjang sejarah, tampilan kekayaan yang demonstratif telah ada dalam berbagai bentuk. Pada era 80-an, misalnya, era logomania pernah berjaya dengan logo Fendi, Gucci, dan Louis Vuitton yang menghiasi hampir setiap item. Tren ini kemudian meredup seiring datangnya era minimalisme dan krisis ekonomi yang membuat kemewahan yang terlalu mencolok terasa kurang pantas.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?