Ambil kemeja putih klasik. Selain dipakai sendiri, kemeja ini bisa menjadi lapisan dasar di bawah sweter crew neck, dengan kerah dan ujung lengan mencuat keluar untuk tampilan preppy. Atau, kenakan kemeja putih sebagai outer terbuka di atas kaus polos atau tank top, lalu padukan dengan celana panjang berwarna kontras.
Untuk musim yang lebih dingin, rompi rajut atau cardigan panjang bisa ditambahkan di atas kemeja atau blouse lama. Bahkan gaun midi yang polos bisa di layer dengan celana jeans di bawahnya untuk tampilan yang lebih modern dan kasual. Kunci layering yang berhasil adalah memperhatikan proporsi dan tekstur kain agar tidak terlihat terlalu "berat" atau sesak.
3. Eksperimen dengan Tekstur dan Motif
Seringkali, kita cenderung berpasangan dengan tekstur atau motif yang sama. Padahal, menggabungkan tekstur dan motif yang berbeda dapat menciptakan outfit yang lebih kaya dan menarik secara visual.
Misalnya, padukan blus sifon lembut dengan celana kulit yang edgy, atau rok pleated berbahan satin yang mengilap dengan sweter rajut yang tebal. Kontras tekstur ini memberikan dimensi yang instan.
Dalam hal motif, hindari persepsi bahwa "motif harus selalu serasi". Cobalah menggabungkan garis-garis dengan bunga-bunga kecil, atau polkadot dengan motif geometris. Kuncinya adalah menemukan kesamaan dalam skema warna atau memastikan bahwa salah satu motif lebih dominan sementara yang lain bertindak sebagai aksen. Dengan sedikit keberanian, kombinasi motif dapat mengubah pakaian lama menjadi pernyataan fashion yang berani.
4. Sesuaikan Ukuran dan Potongan
Terkadang, baju lama terasa "lama" karena potongannya yang sudah tidak relevan atau ukurannya yang sedikit tidak pas. Tidak perlu langsung menyingkirkannya. Modifikasi sederhana bisa membuat perbedaan besar.