Dia mengatakan, semakin intensif mereka bergosip tentang hal itu, semakin mereka merasa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sebuah norma sosial.
Kim berkesimpulan, gejala tersebut menunjukkan bahwa gosip sehari-hari dapat membangun ikatan sosial dan mengembangkan pemahaman tentang kelompok sosial serta masyarakat tempat kita berada.
Adapun menurut peneliti dari Shenzhen University, Tiongkok mengungkapkan bahwa manusia cenderung menyukai gosip positif tentang dirinya dan gosip negatif tentang teman atau selebritas.
Dari riset terhadap 17 siswa yang diminta menceritakan beragam gosip, Xiaozhe Peng dan timnya menemukan, saat responden menceritakan gosip negatif tentang teman dan selebritas, aktivitas bagian otak yang berisi endorfin menunjukkan peningkatan.