Konsumsi dua porsi jus buah per hari sudah cukup untuk melipatgandakan kemungkinan terkena ICH. Para peneliti menduga bahwa tambahan gula dan bahan kimia dalam minuman buah buatan pabrik menetralkan kandungan sehat dari buah itu sendiri, sehingga efek akhirnya justru merugikan kesehatan.
3. Kopi dalam Jumlah Berlebihan
Bagi pecinta kopi, kabar ini bisa jadi mengejutkan. Minum kopi lebih dari empat cangkir sehari ternyata dapat meningkatkan risiko stroke pertama hingga 37%. Meski kopi memiliki antioksidan, namun jika dikonsumsi berlebihan, efek kafeinnya dapat memicu peningkatan tekanan darah dan stres oksidatif yang berkontribusi terhadap gangguan pembuluh darah otak.
Penjelasan Medis: Mengapa Minuman Ini Berbahaya?
Christopher Yi, seorang ahli bedah vaskular yang tidak terlibat langsung dalam studi ini, menjelaskan bahwa kandungan gula dalam minuman berkarbonasi adalah penyebab utama di balik meningkatnya risiko stroke. Gula yang tinggi dapat mendorong terjadinya obesitas, diabetes tipe 2, serta hipertensi, yang semuanya merupakan faktor pemicu utama stroke iskemik maupun hemoragik.
Tak hanya itu, menurut Yi, aditif pada minuman buah juga bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis. Lonjakan ini dapat memicu peradangan dalam tubuh dan merusak fungsi endotel atau lapisan pembuluh darah, yang pada akhirnya memperbesar kemungkinan pendarahan otak.
Teh: Antara Perlindungan dan Risiko Stroke
Berbeda dengan tiga jenis minuman sebelumnya, teh justru menunjukkan efek protektif terhadap risiko stroke di beberapa wilayah, khususnya di Amerika Selatan dan China. Dalam analisis terbaru, konsumsi teh lebih dari tujuh cangkir sehari mampu menurunkan risiko stroke hingga 18%.
Namun, hasil ini tidak seragam di seluruh dunia. Di Asia Selatan, konsumsi teh justru dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Ini menunjukkan bahwa faktor budaya, cara penyajian, dan jenis teh yang dikonsumsi dapat memengaruhi dampaknya terhadap kesehatan.