Kondisi ini mengakibatkan tekanan yang kuat bagi kelompok ini dan mempersempit peluang untuk bisa menaikkan derajat. Situasi ini berpeluang menghambat kemajuan negara. Salah satu faktor penyebabnya adalah kemiskinan, yang diakibatkan oleh berbagai hal, termasuk rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tidak adanya sistem ekonomi yang mendukung penciptaan pendapatan tinggi dan bisa ditabung.
Kondisi yang sama juga tampak pada generasi baru, yang hidupnya harus ditopang oleh orangtuanya dan bahkan sampai kakek-neneknya. Kelompok generasi ini disebut generasi kangguru, yang harus ditanggung oleh keluarga besarnya.
Fenomena generasi kangguru ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di beberapa negara lain. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 9,9 juta penduduk generasi muda usia 15 - 24 tahun di Indonesia, pada situasi tidak bekerja, tidak sedang sekolah, dan tidak dalam masa training (NEET). Angka ini adalah 22,5% dari total penduduk usia muda 15 -- 24 tahun di Indonesia.
Kombinasi generasi roti lapis dan generasi kangguru menjadi sebuah ancaman bagi berjalannya kehidupan negeri. Negara membutuhkan orang-orang produktif, yang siap menggerakkan mesin-mesin perekonomian negara, untuk memenuhi konsumsi masyarakat yang semakin banyak setiap harinya.