Tampang.com | Di era serba digital ini, TikTok bukan cuma jadi tempat hiburan atau cari resep masakan viral. Sekarang, banyak banget konten yang membahas soal kesehatan mental, mulai dari ciri-ciri ADHD, depresi, anxiety, sampai bipolar. Nggak jarang, video-video ini pakai contoh yang relatable banget, sampai akhirnya kita jadi merasa, "Wah, ini aku banget!" Dari situ, munculah fenomena self-diagnosis yang dilakukan banyak orang. Memang sih, awalnya mungkin cuma iseng atau buat mencari tahu, tapi kalau nggak dilandasi ilmu yang benar, ini bisa jadi bahaya serius, lho.
Bayangin aja, cuma karena kamu sering lupa kunci atau susah fokus, kamu langsung menyimpulkan kalau kamu punya ADHD setelah nonton video 15 detik di TikTok. Atau, karena kamu lagi sering sedih dan nggak semangat, kamu langsung mendiagnosis diri sendiri depresi. Padahal, dunia kesehatan mental itu kompleks banget. Gejala yang mirip bisa jadi indikasi masalah yang berbeda. Misalnya, kesulitan fokus nggak cuma ada di ADHD, tapi juga bisa jadi tanda kecemasan, kurang tidur, atau bahkan masalah fisik lainnya.
Bahaya pertama dari self-diagnosis ini adalah kesalahan diagnosis itu sendiri. Kita bisa jadi salah mengenali kondisi kita, yang akhirnya membuat kita mengambil langkah penanganan yang keliru. Misalnya, kalau kamu salah mendiagnosis diri dengan kondisi tertentu, kamu mungkin mencoba mencari solusi sendiri dari internet yang belum tentu cocok, atau bahkan malah memperburuk keadaan. Ini jelas bukan diagnosis beneran yang valid.